Perbedaan Antara Susu UHT dan Pasteurisasi

Perbedaan-Susu-UHT-dan-Pasteurisasi

Sirikat.id – Susu menjadi salah satu asupan yang baik dikonsumsi untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak. Beberapa jenis susu yang tersedia di antaranya susu UHT dan pasteurisasi. Ada beberapa perbedaan antara susu UHT dan pasteurisasi yang penting untuk diketahui. Namun, perbedaan yang paling utama adalah cara pemrosesannya sebelum dikonsumsi.

Susu UHT (Ultra High Temperature) adalah jenis susu yang dipanaskan pada suhu tinggi dalam waktu singkat. Sementara, pengolahan susu pasteurisasi dilakukan dengan menggunakan suhu yang lebih rendah.

Perbedaan Susu UHT dan Pasteurisasi

Simak penjelasan lengkap tentang berbagai perbedaan susu UHT dan pasteurisasi dalam uraian di bawah ini.

Proses sterilisasi

Proses pengolahan atau sterilisasi susu UHT dan susu pasteurisasi berbeda.

Susu pasteurisasi diolah dari susu mentah yang dipanaskan dengan suhu 161 derajat Fahrenheit (sekitar 71,6 derajat Celcius). Susu dipanaskan sesaat lalu didinginkan kembali dengan cepat atau dikenal dengan istilah high temperature, short time (HTST).

Sementara itu, susu UHT dipanaskan di suhu lebih tinggi yakni 280 derajat Fahrenheit (sekitar 137 derajat Celcius). Tidak heran disebut susu UHT alias ultra high temperature.

Metode Pengolahan

Perbedaan yang menonjol dari susu UHT dan pasteurisasi adalah dari metode pengolahannya. Seperti yang sudah disebutkan di atas, susu UHT diproses dengan suhu yang lebih tinggi dan waktu lebih singkat dibandingkan susu pasteurisasi.

Perbedaan metode pengolahan ini tak hanya berdampak pada rasa, tetapi juga kandungan nutrisinya. Meskipun begitu, kualitas dua susu tersebut masih terjaga.

Rasa

Dalam hal rasa, susu pasteurisasi dan susu UHT berbeda. Proses pasteurisasi tidak mengubah rasa susu. Rasanya nyaris sama seperti susu murni.

Untuk susu UHT, rasanya banyak berubah karena pemanasan dalam suhu tinggi. Struktur proteinnya berubah, kandungan gula alami sebagian terkaramelisasi sehingga ada rasa ‘matang’ dan rona kecoklatan pada susu.

Cara penyimpanan

Susu UHT dapat bertahan lebih lama dibanding susu pasteurisasi. Dikutip dari Scientific American, susu UHT dapat bertahan selama lebih dari 6 bulan dalam kemasan dan sekitar lima hari setelah kemasan dibuka.

Dengan daya simpan yang cukup lama ini, susu UHT dapat disimpan tanpa harus didinginkan di lemari es terlebih dahulu.

Lain halnya dengan susu pasteurisasi yang hanya dapat bertahan selama 4-5 jam dalam suhu ruangan. Jika susu pasteurisasi disimpan lebih dari 6 jam dalam suhu ruangan, maka kandungan nutrisi di dalam susunya bisa rusak.

Penyimpanan susu pasteurisasi perlu ditempatkan di dalam lemari pendingin. Selain itu, dalam keadaan kemasan sudah terbuka, susu pasteurisasi hanya bisa bertahan selama tiga hari.

Proses Dicerna dalam Tubuh

Beberapa orang mungkin menganggap susu UHT lebih mudah dicerna karena pemanasan dengan suhu tinggi membuat beberapa enzim terpecah. Sementara, susu pasteurisasi yang masih mempertahankan beberapa kandungan di dalamnya, mungkin membutuhkan waktu lebih lama dalam sistem pencernaan.

Namun ternyata, sensitivitas pencernaan masing-masing orang berbeda. Hal tersebut berperan dalam menentukan jenis susu yang mana yang lebih mudah dicerna dalam tubuh.

Kandungan Gizi

Apabila dilihat dari kandungan gizinya, baik susu UHT ataupun pasteurisasi masih kaya akan sumber nutrisi, seperti kalsium, vitamin D, dan protein. Namun, karena susu UHT melalui proses pemanasan yang tinggi, sehingga membuat beberapa kandungan di dalamnya hilang, terutama vitamin-vitamin yang sensitif pada panas.

Susu pasteurisasi yang pengolahannya lebih lembut dibandingkan susu UHT bertujuan untuk mempertahankan lebih banyak nutrisi di dalamnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *